Mengejar Sunrise di Gunung Batur

Mengejar Sunrise di Gunung Batur

Selayaknya dalam keseharian, biasanya, yang direncanakan mendadak lebih sering terjadi dibandingkan yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Seperti Pendakian Gunung Batur yang terjadi pada hari Jum’at, 10 Maret 2023 lalu.

Berawal dari ide Pak Hendro- Head of Legal Mitra Prodin, yang mengajak tim legal untuk mendaki gunung, ide spontan ini pun cepat menyebar dan berhasil mengumpulkan 21 rekan lainnya untuk bergabung di pendakian Gunung Batur. Pendakian dimulai dengan berkumpul di kantor pusat Mitra Prodin – Blue Building pada hari Jum’at pukul 11 malam. Bukan hanya berkumpul untuk berangkat, namun juga ada sharing dan briefing session tentang apa saja yang boleh dan tidak dilakukan selama pendakian. Beberapa rekan yang telah sering mendaki gunung pun memberikan tip dan triknya kepada seluruh peserta agar pendakian bisa lebih menyenangkan dan bebas masalah.

Para peserta dibagi menjadi lima kelompok, di mana di setiap kelompok ditempatkan satu personil yang sudah cukup berpengalaman untuk mendaki gunung. Kelima kelompok ini pun berangkat dengan menggunakan lima mobil pribadi, langsung meluncur ke arah Kintamani membelah gelapnya malam Pulau Bali.

Mulai Mendaki

Sebelum pendakian, seluruh tim kembali mengecek perlengkapan masing-masing dan Hendro, sebagai team leader, mengingatkan untuk tetap berjalan dalam kelompok masing-masing. Tak hanya itu, sesaat sebelum mendaki pun diingatkan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah team work. Jika ada salah satu anggota yang sakit di tengah jalan, maka yang lain pun wajib menunggu, membantu dan kembali berjalan bersama. Setiap kelompok memiliki satu orang penanggung jawab yang akan mengecek setiap anggotanya.

Cuaca dingin yang menusuk tulang dan gelapnya area Gunung Batur menyambut para pendaki yang mulai melangkah ke dalam hutan, medan pertama yang harus dilewati menuju puncak Gunung Batur. Langkah demi langkah terus dijalani hingga akhirnya terangnya lampu senter berlabuh di pos pertama setelah hampir dua jam berjalan kaki. Para pendaki memutuskan untuk beristirahat. Selain ada tempat istirahat, di Pos Pertama tersebut juga terdapat Pura – para pendaki yang beragama Hindu pun melakukan sembahyang bersama sebelum melanjutkan perjalanan. Selama beristirahat, para pendaki sempat menikmati kopi untuk menjaga kondisi badan agar tetap hangat dan memberi energi tambahan untuk kembali melanjutkan pendakian.

Semakin ke atas, medan yang dihadapi para pendaki semakin menantang. Jalan setapak di hutan mulai terasa terjal. Selain medan yang mulai mendaki secara terjal, tanah merah yang dipijak pun terasa semakin licin. Tantangan ini juga disambut dengan energi para pendaki yang satu persatu mulai lelah. Mereka yang telah berpengalaman mendaki saling bahu membahu untuk membantu rekan-rekan yang mulai kelelahan. Satu orang rehat, semua rehat. “Di sini sangat terasa bahwa kami semua saling respect, saling memberi semangat dan terus menjaga semangat kebersamaan selama perjalanan,” ujar Hendro. Lebih lanjut lagi Hendro mengungkapkan bahwa apa yang terjadi selama perjalanan sangat terasa bagaimana nilai-nilai RICE terlihat di dalam kepribadian setiap individu yang ikut di dalam pendakian kemarin.

It's Time to Shine!

Pelan tapi pasti, pendakian semakin dekat ke puncak Gunung Batur. Makin ke atas, jalan setapak tidak lagi ditemani oleh pepohonan. Langit luas menghampar yang menyambut para pendaki menuju puncak yang berjalan di atas medan berbatu. Kelompok per kelompok pun saling berdatangan. Sambil menunggu rombongan berjumlah lengkap, para pendaki memanfaatkan momen ini untuk beristirahat sejenak sambil mengudap Kurma dan cokelat untuk menambah stamina di tengah dinginnya hembusan angin di sekitar area Gunung Batur.

Seluruh perjuangan lelahnya mendaki, melangkah di jalan setapak membelah gelapnya malam ditemani dinginnya angin yang menusuk tulang, semua terbayar ketika tepat di jam 6 pagi seluruh pendaki telah tiba di puncak Gunung Batur yang disambut oleh matahari terbit. Selebrasi keberhasilam ini pun dirayakan dengan foto bersama, sarapan mie instan, kopi dan teh hangat di atas Gunung Batur.

Setelah selesai sarapan, para pendaki lalu memulai perjalanan pulang. Kali ini para pendaki memang tidak lagi memerlukan tenaga besar, namun lebih membutuhkan kewaspadaan tingkat tinggi agar tidak terperosot karena medan yang berpasir dan berkerikil kecil. Akhirnya tepat pukul 9.30 WITA, para pendaki sudah kembali ke tempat asal sebelum mendaki dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan pulang.


Sampai jumpa di pendakian berikutnya!

(Shanen)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk Daftar di Digital Bulletin Join

X