Petualangan Menggapai Atap Pulau Dewata
Dalam sejarah Bali, Gunung Agung merupakan salah satu gunung yang memiliki makna spiritual yang sangat dalam bagi masyarakatnya. Dengan ketinggian 3.142 mdpl, gunung ini menjadi tujuan utama bagi para pendaki sekaligus menjadikannya salah satu dari tujuh puncak tertinggi di Pulau Bali. Sekarang, kami akan membawa Anda dalam pengalaman menjelajahi atap Pulau Dewata bersama salah satu komunitas yang ada di Mitra Prodin.
Berawal dari kumpul bareng bersama teman-teman di Mitra Prodin, muncullah rencana untuk mendaki gunung selanjutnya. Yang ada di benak kami saat itu adalah Gunung Abang, tapi karena Gunung Abang belum dibuka untuk pendakian, kami memutuskan untuk memilih Gunung Agung. Mulailah pencarian jasa open trip yang terjangkau, karena syarat pendakian Gunung Agung mewajibkan pendaki didampingi oleh guide dari warga sekitar. Jumlah peserta yang pasti untuk mendaki Gunung Agung adalah 4 orang, kami menggunakan jasa porter untuk membawa logistik dan perlengkapan camping. Masing-masing dari kami membawa daypack untuk keperluan pribadi.
Basecamp Taman Edelweiss ke Pos 1 Bayangan
Pendakian dimulai pukul 10.30 WITA (rencana awal pukul 9.30 WITA) dari basecamp yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 mdpl. Perjalanan dari basecamp ke pos 1 melewati perkebunan penduduk dan masih tergolong landai. Ada opsi ojek, katanya bisa menghemat waktu sekitar 30 menit jika menggunakan ojek, tetapi kami lebih memilih berjalan kaki karena medannya masih landai. Kami tiba di pos 1 Bayangan jam 12.35 WITA, total perjalanan sekitar 2 jam.
Pos 1 Bayangan ke Pos 1
Setelah tiba di pos 1 Bayangan, kami meluruskan kaki sekaligus makan siang, atau lebih tepatnya, yang makan siang adalah guide kami, karena kami sudah makan siang di perjalanan menuju pos 1 Bayangan. Ada salah satu teman kami yang mengalami masalah perut, jadi kami memutuskan untuk makan siang di perjalanan. Perjalanan pun dilanjutkan, kami memasuki hutan, dengan medan yang mulai menanjak. Kami beristirahat sesekali untuk makan coklat dan minum air. Tepat pada pukul 14.00 WITA, kami sampai di pos 1 dengan ketinggian 1.800 mdpl, total perjalanan sekitar 1 jam 30 menit.
Pos 1 ke Pos 2
Setelah cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 2. Medannya lumayan sulit, dengan tanjakan yang lebih curam dan hutan yang semakin rimbun. Betis mulai terasa pegal, tetapi tenaga kami lebih banyak karena sudah makan siang. Pada pukul 17.00 WITA, kami tiba di pos 2 yang berada di ketinggian 2.400 mdpl, jika dilihat dari papan informasi, total perjalanan sekitar 3 jam. Selama perjalanan, kami banyak berkenalan dengan beberapa pendaki lain, sehingga rasa kelelahan kami sedikit terobati.
Pos 2 Ke Pos 3 Camp Area
Jarak dari pos 2 ke pos 3 lebih pendek dibandingkan dengan pos 1 ke pos 2, tetapi medannya lebih menanjak lagi. Bebatuan yang cukup tinggi dan licin memaksa kita untuk mendaki sambil berpegangan pada dahan atau apa pun yang bisa dipegang. Namun, track yang cukup menguras fisik dan mental ini terbayar dengan pemandangan sekitar yang menampilkan lautan awan. Ya, kita merasa seolah-olah berjalan di atas lautan awan.
Camp area pun mulai terlihat di ketinggian 2.800 mdpl, tapi lagi dan lagi tepat pada pukul 18.00 WITA. bukannya kita bergegas segera sampai ke camp untuk istirahat. Mata kami semua berfokus kearah lautan awan itu yang mulai kemerahan dan it’s Golden Time!, sunset yang mengarah pas dihadapan kami, berasa sangat dekat tanpa ada penghalang apapun. Rasa lelah menjadi hilang seketika, berjalan pelan menuju camp sambil menatap keindahan alam yang sangat indah. Amazing!.
Camp Area ke Puncak Agung
Start summit 03.00 WITA dengan memulai sarapan nasi telur, nugget dan teh hangat terlebih dahulu. “Thanks God tidak terlalu berangin, agak dingin tapi masih tolerable. Kalau ditanya cukup tidur atau tidak, waktunya cukup, tapi tidak berkualitas”. Mulai masuk tenda jam 8 malam, ternyata tanahnya bergelombang di bagian punggung, jadi berkali-kali terbangun.
Jalan santai dari camp area ke puncak, beberapa kali berhenti, snacking, dan foto-foto sebelum matahari terbit. Gunung Agung punya 3 puncak, dimana puncak 3 adalah puncak sejati dengan ketinggian 3.142 mdpl. Dari puncak 1 sudah bisa melihat puncak 3, terlihat tidak terlalu jauh. Jalanan tidak terlalu menanjak, tapi kiri dan kanannya jurang. Jika salah langkah langsung beda alam. Dari puncak 2 bisa lihat matahari terbit dan puncak Rinjani. Perjalanan dari camp area ke puncak sekitar 3 jam dengan berhenti lama di puncak 2 ke puncak 3.
Kami agak kewalahan di batas vegetasi, melawan dinginnya udara puncak, hembusan angin yang cukup menantang dan kurangnya kadar oksigen. Membuat kita tiap beberapa langkah memutuskan untuk istirahat dan menjaga suhu tubuh tetap hangat biar ga terkena hipotermia, tak lupa kita saling menjaga dan saling menyemangati. Disini, bukan fisik lagi yang diuji tetapi mental kami.
Puncak Gunung Agung 3.142 mdpl
Puncak sejati pun mulai terlihat, sebelum mencapai puncak sejati, kami terlibat dalam beberapa perdebatan yang cukup seru. Beberapa di antara kami sudah merasa puas dengan keindahan dua puncak sebelumnya dan ragu untuk melanjutkan ke puncak sejati. Namun, ada juga yang tetap memiliki tekad kuat untuk mencapai puncak tertinggi, Gunung Agung yang berada pada ketinggian 3.142 mdpl. Jalur yang akan kita tempuh sebelum sampai ke puncak sejati cukup menantang, nama jalurnya adalah jalur naga. Sedikit gambaran, jalur ini memiliki panjang sekitar 500 meter, dengan lebar yang hanya bisa dilalui oleh satu orang, kanan kirinya jurang, tekstur jalannya tanah yang padat dan lumayan licin karena berpasir.
Dengan tekad dan semangat yang tinggi akhirnya kami tiba di puncak tertinggi Gunung Agung, kami telah menyentuh atap pulau dewata, wajah lelah tertutupi dengan keceriaan. Suasana di puncak ramai, semua menunggu matahari terbit, ada yang mengambil dokumentasi, guide local dan pendaki local membawa canang untuk sembahyang. Semua berdiri di pinggir kawah yang tidak terlalu lebar, cukup menakutkan. The best moment-nya waktu matahari terbit dari balik Gunung Rinjani, cantik sekali. Kami akhirnya berhasil mencapai puncak Gunung Agung yang luar biasa indah. Keindahan alam yang memukau di puncak tersebut membuat semua perdebatan dan tantangan jalur pendakian menjadi tak terlupakan. Kami menyadari bahwa keberanian untuk menggapai puncak sejati membawa kami pada pengalaman yang tak terlupakan dan keindahan yang sungguh mempesona. Inilah yang membuat setiap langkah, setiap usaha, dan setiap perjuangan menuju puncak menjadi begitu berharga. Kini, kami membawa pulang kenangan tak ternilai dan keberanian untuk selalu menggapai puncak dalam setiap aspek kehidupan kami.
(Ady)