Cerdas Dalam Memilih Instrumen Investasi

CERDAS DALAM MEMILIH INSTRUMEN INVESTASI

Kebutuhan hidup yang kian meningkat menuntut kita untuk menyiapkan segala sesuatunya lebih matang, tidak terkecuali dengan urusan keuangan/financial. Guna mewujudkan masa depan yang bebas dari masalah financial tentunya banyak cara yang bisa disiapkan, yakni salah satunya dengan cara berinvestasi. Investasi adalah aktivitas menanamkan modal atau barang berharga baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan keuntungan dikemudian hari.

Saat ini sudah semakin banyak orang yang mulai sadar akan pentingnya investasi ditambah lagi dengan perkembangan teknologi yang demikian canggih membuat instrumen investasi semakin banyak, variatif dan sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat. Sayangnya kesadaran untuk berinvestasi tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik mengenai instrumen investasi yang dipilih sehingga belakangan ini banyak masyarakat Indonesia menjadi korban penipuan atau terjerumus dalam investasi bodong.

Memilih investasi yang semakin variatif tentunya harus selektif agar tujuan berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan tidak malah menjadi kerugian yang sia-sia. Harus disadari bahwa hukum alam dalam dunia investasi yakni “high risk high return” atau bahasa lain semakin besar potensi keuntungan yang diperoleh semakin besar juga potensi kerugian yang mungkin terjadi. Sebaliknya jika potensi keuntungannya kecil sudah semestinya resiko terhadap merugi semakin kecil.

Beberapa contoh instrumen investasi dengan karakter resiko rendah adalah deposito, reksadana dan membeli sebidang tanah. Instrumen investasi dengan resiko menengah antara lain obligasi, logam mulia dan berbagai lainnya, sedangkan saham adalah salah satu instrumen dengan resiko yang tinggi.

Bila ada instrumen investasi yang beriklan atau menawarkan potensi besar dengan resiko kecil atau bahkan menjamin tanpa resiko sudah semestinya sebagai calon investor patut waspada, bisa jadi itu hanya gimmick atau malahan dapat berujung pada investasi bodong.

Antonius Wisnu Harijanto, Head of Finance Division PT Mitra Prodin yang juga seorang pegiat investasi menjelaskan, memilih instrumen investasi harus berhati-hati. Selain itu untuk berinvestasi tidak boleh sekedar ikut-ikutan teman. Karena setiap orang memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda dalam berinvestasi, contohnya jumlah dana yang mau dinvestasikan, waktu yang diharapkan untuk mendapat imbal hasil, toleransi terhadap resiko investasi dan hal-hal lain yang tentunya sangat subjektif.

Anton sapaan akrabnya, memberikan 5 tips dasar sebelum berinvestasi. Adapun tipsnya sebagai berikut :

  1. Alokasikan dana khusus untuk investasi

– Sebelum memulai investasi harus dipisahkan antara dana bulanan dengan dana yang akan digunakan untuk investasi sehingga dana yang akan di investasikan nanti tidak mengganggu kebutuhan rutin bulanan yang berujung dana investasi tersebut malah ditarik dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bulanan.

2. Pahami dengan baik instrumen investasi yang akan dipilih

– Jangan malas untuk mencari tau lebih dalam terkait dengan instrument investasi yang akan dipilih, jangka waktu imbal hasil, karakter keuntungan dan resikonya, cara bekerjanya investasi. Contoh investasi berupa tabungan emas ini harus dilihat bagaimana pergerakan harga emas dari tahun ketahun, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai nilai target, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga emas, harga berapa dan saat kapan waktu yang tepat untuk membeli emas.

3. Legalitas dan Ketentuannya

– Ini salah satu hal yang cukup penting namun sering diabaikan karena kita sudah terhipnotis dengan euphoria dan iming-iming imbal hasil yang besar. Cara awal untuk mengidentifikasinya adalah 2L (Legal dan Logis). Telusuri legalitasnya dengan baik, apakah perusahaan atau tempat kita akan menempatkan dana tersebut sudah memiliki izin dari instansi terkait. Jika belum maka perlu waspada dan patut dihindari karena bisa saja sewaktu waktu perusahaan tersebut hilang dan dana yang tempatkan tidak ada jaminan bisa kembali. Terkait dengan L yang kedua adalah Logis, maksudnya pahami apakah bisnis yang ditawarkan secara logika dapat berjalan dan memberikan hasil seperti yang dijanjikan, jika secara rasional tidak masuk diakal sebaiknya untuk tidak mengambil resiko.

4. Sabar dan Disiplin

– Berinvestasi tidaklah seperti makan cabe yang ketika digigit segera dirasakan pedasnya. Bijaklah dalam berinvestasi dengan bersabar untuk mencapai target dan tujuan. Selain itu jangan lupa untuk disiplin dalam berinvestasi, sisihkan sebagian penghasilan setiap hari/bulan/tahun (sesuai kemampuan dan kondisi) karena seberapa pun yang disisihkan serta dikelola dalam instrumen investasi yang tepat pasti akan sangat berguna dimasa depan.

Beberapa tips tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan langkah untuk memulai investasi, tentunya keputusan dalam berinvestasi harus disesuaikan kembali kepada kebutuhan masing-masing. Kritis untuk mencari tau dan bertanya diawal jauh lebih baik dari pada harus gagal tanpa mitigasi resiko sebelumnya. Usahakan “tidak menaruh telur dalam satu keranjang yang sama” karena jika keranjang tersebut jatuh maka seluruh telurnya akan pecah, maksudnya dalam berinvestasi sudah semestinya tidak dalam satu sektor atau instrumen investasi. Contohnya menggunakan seluruh dana untuk membeli/menabung emas, tapi bisa dikombinasikan dengan tabungan berjangka di bank misalnya, karena jika satu waktu harga emas turun maka masih ada tabungan berjangka yang kita miliki.

Semangat berinvestasi untuk masa depan bebas financial.

(Bram)

Edit Template

Yuk Daftar di Digital Bulletin Join

X