Dismenore
Hi girls!
Pernah tidak kalian mengalami kram hebat pada bagian perut saat datang bulan? Nah kram hebat ini dalam istilah kedokteran disebut Dismenore. Ingin tahu lebih banyak tentang Dismenore? Yuk baca artikel dibawah ini.
- Apa itu Dismenore ?
Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya muncul saat sedang haid atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid yang paling umum dikeluhkan.
2. Lalu seperti apa gejala Dismenore ?
Sebenarnya gejala dismenore dapat bervariasi pada setiap wanita. Namun, secara umum tanda dan gejala paling khas dari dismenore, yaitu:
- Kram atau nyeri di perut bagian bawah yang bisa menyebar sampai ke punggung bawah dan paha bagian dalam.
- Nyeri haid muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi.
- Rasa sakit terasa intens atau konstan.
Bagi beberapa wanita, mereka juga mengalami beberapa gejala lain yang muncul bersamaan sebelum atau saat siklus menstruasi datang, seperti :
- Perut kembung.
- Diare.
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
3. Apa sih penyebab Dismenore ?
Terdapat dua jenis dismenore, meliputi :
• Dismenore Primer, Kondisi ini tidak disebabkan oleh masalah pada organ reproduksi. Keadaan ini umumnya disebabkan peningkatan dari hormon prostaglandin, yang diproduksi pada lapisan dari rahim. Peningkatan prostaglandin memicu kontraksi dari uterus atau rahim. Secara alami, rahim cenderung memiliki kontraksi lebih kuat semasa haid. Kontraksi rahim ini dapat menimbulkan keluhan nyeri.
Selain itu, kontraksi rahim yang terlalu kuat dapat menekan pembuluh darah sekitar dan menyebabkan kurangnya aliran darah ke jaringan otot dari rahim. Jika jaringan otot ini mengalami kekurangan oksigen akibat kekurangan suplai darah, keluhan nyeri dapat timbul.
• Dismenore Sekunder, Kondisi ini disebabkan pada patologi pada organ reproduksi. Berbagai keadaan yang dapat menimbulkan keluhan dismenore sekunder, yaitu:
• Endometriosis.
• Pelvic Inflammatory Disease (PID)/ penyakit radang panggul.
• Kista atau tumor pada ovarium.
• Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
• Transverse vaginal septum.
• Pelvic congestion syndrome.
• Allen-Masters syndrome.
• Stenosis atau sumbatan pada serviks.
• Adenomiosis.
• Fibroid.
• Polip rahim.
• Perlengketan pada bagian dalam rahim.
• Malformasi kongenital (bicornuate uterus, subseptate uterus, dan sebagainya)
4. Lalu Dismenore yang bagaimana yang berbahaya ?
• Nyeri haid yang abnormal cenderung mengganggu aktivitas sehari-hari.
• Nyeri yang tidak membaik dengan penggunaan obat antinyeri.
• Nyeri haid yang abnormal terjadi secara tidak teratur tiap bulan.
• Mual dan kadang-kadang muntah.
• Tinja encer.
• Nyeri saat berkemih buang air besar saat haid.
• Sakit kepala dan pusing
5. Bagaimana mengobati Dismenore?
Pada dismenore primer, sering kali keluhan nyeri membaik dengan pemberian obat anti-nyeri golongan OAINS (obat anti inflamasi non-steroid). Contohnya, diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, asam mefenamat, dan lain-lain. Selain itu, dapat pula diberikan terapi hormonal, misalnya dengan kontrasepsi hormonal (contoh, pil KB).
Untuk meredakan kram menstruasi, seseorang juga perlu:
• Beristirahat secukupnya.
• Menghindari makanan yang mengandung kafein dan garam.
• Menghindari merokok dan minum alkohol.
• Pijat punggung bawah dan perut.
Metode alami lain yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri dari dismenore yaitu:
• Yoga.
• Pijat.
• Akupunktur atau akupresur.
• Relaksasi atau latihan pernapasan.
Bagaimana penanganan lanjutan apabila Dismenore parah?
Penanganan dismenore sekunder disesuaikan dengan penyakit yang menyebabkan keluhan ini. Karena itu, penting agar penyebab dismenore sekunder dievaluasi.
Untuk mendiagnosis dismenore, dokter akan melakukan evaluasi riwayat kesehatan dan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan panggul secara lengkap. Tes tersebut mungkin berupa:
• USG (Ultrasonografi). Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ dalam.
• Pencitraan resonansi magnetik (MRI). Tes ini menggunakan magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh.
• Laparoskopi. Prosedur minor ini menggunakan laparoskopi, sebuah alat berbentuk tabung tipis dengan lensa dan cahaya. Alat tersebut dimasukkan ke dalam sayatan di dinding perut. Dengan menggunakan laparoskopi untuk melihat ke area panggul dan perut, dokter dapat mendeteksi pertumbuhan yang tidak normal.
• Histeroskopi. Ini adalah pemeriksaan visual saluran serviks dan bagian dalam rahim. Pemeriksaan menggunakan alat penglihatan (histeroskop) yang dimasukkan melalui vagina.
6. Bagaimana mencegah Dismenore?
Kram saat menstruasi merupakan hal yang normal. Namun, perburukan kram saat haid dapat dicegah dengan melakukan upaya berikut:
• Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari.
• Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
• Membatasi konsumsi kafein, terutama saat dekat waktu haid
• Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
• Mengelola stres, antara lain dengan melakukan teknik relaksasi
(Kadek)